Membumikan Literasi di Bumi Sakti

www.bintang.com Oleh: Rahman Hadi (Mahasiswa UPI "YPTK" Padang) Seorang filsuf jerman, Fridriech Nietzsche b...

Korupsi dan Hasrat

www.bintang.com


Oleh: Rahman Hadi
(Mahasiswa UPI "YPTK" Padang)

Seorang filsuf jerman, Fridriech Nietzsche berkata “bahwa manusia dan alam semesta didorong oleh suatu kekuatan purba, yakni berkehendak untuk berkuasa (the will to power)”.  Ada 3 konsep dasar yang mewarnai seluruh pemikiran Nietzsche tentang itu, yakni penerimaan total pada kontradiksi hidup, proses transendensi insting-insting alamiah manusia, dan cara memandang realitas yang menyeluruh (wholism).

Dalam bahasa Nietszche kehendak untuk berkuasa adalah “klaim kekuasaan yang tiranik, tak punya pertimbangan, dan tak dapat dihancurkan”. Ketika ia membahas pemikiran schopinhauer, bahwa dunia adalah representasi dari kehendak dan ide manusia (world as will and representation).
Pada hemat saya dengan konsep kehendak untuk berkuasa, Nietzche ingin membongkar kemunafikan manusia modern yang walaupun merindukan dan menghasrati kekuasaan, namun berpura-pura menolaknya, karena alasan – alasan moral, keberatan – keberatan, ketidaksetiaan – ketidaksetiaan kecil, ketidakpercayaan yang gembira, rasa senang di dalam sikap menghina.
Bahwa orang-orang biasa yang berhati lurus pun bisa menjadi pelaku kejahatan-kejahatan yang brutal termasuk korupsi yang memakan hak rakyat,jika mereka tak menggunakan imajinasi mereka untuk membayangkan penderitaan orang lain,dan tidak berpikir didalam bertindak ataupun membuat keputusan.
Korupsi di indonesia bukan hanya persoalan ekonomi, politik, ataupun hukum semata, tetapi lebih dalam dari itu, yakni soal kultural dan soal ”kondisi manusiawi-manusiawi kita sebagai manusia(human condition)” . Ini membuat korupsi akhirnya bersifat sistematik.
Artinya yang korup bukan hanya manusianya, tetapi juga sistem yang dibuat oleh manusia tersebut yang memiliki skala lebih luas, dan dampak lebih besar oleh karena pola berpikir ini, korupsi lalu menjadi “semangat zaman” yang berjalan secara perlahan menjadi suatu bentuk kejahatan sistematik. Terlepas dari semua itu manusia mempunyai sisi gelap terletak pada statusnya sebagai subjek dialetekis, dalam artian subjek yang dinamis dan memiliki berbagai kemungkinan tak terduga.

Berbagai solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa pada akhirnya hanya menyentuh permukaan belaka, akar masalah tetap tak tersentuh, bahkan diabaikan atas nama stabilitas dan harmoni semu. Masalah-masalah mendasar seperti korupsi diberbagai bidang pun tak lagi terkontrol dan skalanya semakin luas serta semakin dalam.

Dalam hal ini yang mesti dilakukan adalah pembenahan secara agresif pada lembaga terkait. Lembaga tersebut harus bisa untuk mengikuti kaidah etik mereka sebagai pelayan untuk mencapai keadilan dan kemakmuran bersama.dalam hal ini rakyat harus berani mengorganisir diri. Pada level individu kita perlu mengenali dan mengakui sisi-sisi gelap yang ada di dalam diri kita sebagai manusia. Kemunafikan adalah akar terdalam dari kejahatan.

1 komentar:

  1. situs resmi taruhan sabung ayam di iphone
    Taruhan S128 - SV388 - CFT2288 (KUNGFU)
    Yuk Gabung Bersama Kami Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    WA: +628122222995

    BalasHapus